Tantangan dan Peluang Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar: Perspektif Pengembangan Kurikulum
Kurikulum Merdeka menjadi topik yang sedang hangat diperbincangkan di dunia pendidikan saat ini. Bagaimana sebenarnya tantangan dan peluang yang dihadapi dalam pengembangan kurikulum di tingkat Sekolah Dasar?
Tantangan pertama yang dihadapi dalam pengembangan Kurikulum Merdeka adalah kesesuaian dengan kebutuhan peserta didik. Menurut Bambang Suryadi, seorang pakar pendidikan, “Kurikulum Merdeka harus mampu memberikan ruang yang cukup bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi dan minatnya secara mandiri.”
Peluang yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar adalah adanya kebebasan dalam menentukan materi pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan lokal. Menurut John Dewey, seorang filsuf pendidikan, “Kurikulum harus dapat mengakomodasi kebutuhan dan realitas sosial peserta didik agar pembelajaran menjadi lebih bermakna.”
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa implementasi Kurikulum Merdeka juga menghadapi tantangan dalam hal penilaian dan evaluasi. Menurut Dr. Ani Budi, seorang ahli kurikulum, “Penting bagi guru untuk dapat merancang penilaian yang sesuai dengan pendekatan Kurikulum Merdeka agar pembelajaran dapat berjalan efektif.”
Dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam pengembangan Kurikulum Merdeka, kolaborasi antara pihak sekolah, guru, orang tua, serta masyarakat sangat diperlukan. Dr. Haryanto, seorang pendidik, menyatakan bahwa “Kurikulum Merdeka bukan hanya tanggung jawab guru atau sekolah, tetapi juga melibatkan semua pihak terkait dalam memastikan kesuksesan implementasinya.”
Sebagai kesimpulan, pengembangan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar menawarkan tantangan dan peluang yang perlu dihadapi secara bijaksana. Dengan memanfaatkan kebebasan dalam merancang pembelajaran yang relevan serta kolaborasi antarstakeholder, diharapkan Kurikulum Merdeka dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.